Merenung Sejenak
"Aduh, Mbok. Aku lunglai sekali setelah dua minggu mengikuti latihan prajabatan di LPMP. Bahkan, beberapa hari tidak sempat menjumpai Mbok di sini” keluhku sambil duduk terdiam di depan Mbok Nah.. ". Tak mengapa lelah, anakku, karena lelah akan dapat segera menjadi segar," jawab Mbok dengan enteng.
Tiba-tiba, Mbok Nah mengajakku sejenak ke belakang rumah. Aku turut saja ajakannya. Kami duduk di bawah pohon rambutan belakang rumah yang buahnya masih kuning. Aku melihat ada duabelas bebek kecil dipojok kolam kecil milik simbok. Ada bebek yang sibuk menelisik buluh bawah sayap untuk mencari biang kotoran pada kulitnya, ada yang berenang, ada yang sedang istirahat, dan ada yang berebut makanan. Aku terpesona tanpa terpejam dalam waktu cukup lama. Tiba-tiba, aku mendengar suara lantang dari Mbok yang tampak tersenyum melihat ada seekor elang yang terbang di atas kolam itu.
"Lihatlah anakku, burung itu?" Ungkap Mbok sambil menunjuk ke arah burung Elang yang sedang asyik melayang di udara itu. “Memang ada apa mbok” ujarku.
“Anakku, jika engkau ingin orang yang luar biasa. Jadi dirimu laksana Elang , tak takut terbang bebas, mempunyai pandangan yang luas, penuh perhidungan, dan melihat dengan jeli dan teliti. Jangan jadikan dirimu bebek, berkubang lingkungan kumuh, bertelur di sembarang tempat, dan banyak bicara sedikit bekerja”. kata Mbok sambil melirikku.
“Anakku, hilangkan Budaya bebek, biasakan berbudaya elang”. terang Mbok yang mempunyai tangan kokoh itu.
A. Pendahuluan
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalammilieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresikan ion hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimi dalam cairan tubuh.
B. Cairan Tubuh
Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah cairan suspensi sel didalam tubuh makhluk multiselularsepertimanusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh merupakan komponen penting bagi fluida ekstraselular, termasukplasma darah dan fluida transelular. Cairan tubuh dapat ditemukan padaspasi jaringan (bahasa Inggris: tissue space, interstitial space).
Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan pembuangan residu jaringan tubuh. Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan melalui air seni. Kekurangan cairan tubuh menyebabkan seseorang kehausan dan akhirnya dehidrasi.
Contoh cairan tubuh adalah:darah dan plasma darah, sitosol, cairan serebrospinal, cairan limfa, cairan pleura, dan cairan amnion
Cairan tubuh dibagi dalam :
1. Cairan intraseluler, yaitu cairan yang terdapat dalam sel-sel seluruh tubuh. Sekitar 40% berat badan kita merupakan air yang terdapat di dalam sel.
2. Cairan ekstraseluler, yaitu cairan yang terdapat di luar sel tubuh, jumlahnya sekitar 20% berat badan, yang terbagi pula dalam :
a. Cairan intristisial atau cairan antar sel, yang berada diantara sel-sel.
b. Cairan intra vaskuler, yang berada dalam pembuluh darah, berupa air dalam plasma darah.
c. Cairan transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, seperti cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi, dll
C. Komposisi Cairan Tubuh
Telah disampaikan pada pendahuluan di atas bahwa cairan dalam tubuh meliputi lebih kurang 60% total berat badan laki-laki dewasa. Prosentase cairan tubuh ini bervariasi antara individu, sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Pada wanita dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dari total berat badan. Pada bayi dan anak-anak, prosentase ini relatif lebih besar dibandingkan orang dewasa dan lansia.
Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. 2/3 bagian dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan 1/3 bagian berada di luar sel (cairan ekstrasel/CES). CES dibagi cairan intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan; dan cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan. Selain kedua kompatmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati oleh cairan tubuh, yaitu cairan transel. Namun volumenya diabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan, dll. Ion Na+ dan Cl- terutama terdapat pada cairan ektrasel, sedangkan ion K+ di cairan intrasel. Anion protein tidak tampak dalam cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan plasma.
Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartmen terjadi karena adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial, sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan antar kompartmen. Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartemen sehingga terjadi keseimbangan kembali.
D. Sumber Cairan Tubuh
Cairan pada tubuh kita, sebagaimana telah saya deskripsikan secara singkat di atas bersumber dari:
1.Air minum (1500-2000cc/hari)
2. Air yang ada dalam makanan (700cc/hari)
3. Air yang dihasilkan oleh proses metabolisme (200cc/hari)
E. Fungsi Cairan Tubuh
Gambaran umum sistem cairan tubuh berperan sebagai media atau sarana untuk transportasi zat-zat makanan maupun sisa-sisa metabolisme tubuh. cairan tubuh membawa juga nutrien dari sejak absorbsi dan mendistribusikannya ke tingkat interseluler. Dalam tingkat interseluler, zat-zat makanan yang dibawa oleh cairan tubuh menjadi bahan utama proses metabolisme. Demikian juga dengan hasil metabolisme yang juga akan didistribusikan oleh cairan tubuh menuju tempat yang memerlukan dan sisa-sisa proses metabolisme akan dibawa menuju organ-organ ekskresi untuk dikeluarkan dari tubuh.
Lain halnya dengan proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita, cairan tubuh memiliki peran yang sangat vital. Hal ini disebabkan oleh sifat reaksi kimia yang memerlukan media agar bisa terjadi, dan medium yang bisa menjadi temat berlangsungnya jutaan reaksi kimia dalam tubuh adalah cairan tubuh yang umumnya adalah air. Sebab utama air merupakan media utama adalah kerja enzim, katalisator reaksi biokimia dalam tubuh kita, bisa bekerja bila medium yang ada adalah air.
Fungsi-fungsi lain ada dalam poin-poin berikut ini:
1. objek keseimbangan berbagai elektrolit tubuh seperti : Na, K, Ca, Cl
2. objek keseimbangan asam basa dibantu oleh cairan atau larutan buffer
3. objek agar suhu tubuh tetap konstan (produksi panas hepar & otot, diatur oleh hipotalamus)
Selain fungsi-fungsi yang ada diatas, fungsi khusus cairan tubuh dibagi menjadi dua macam: a. cairan intrasel berfungsi sebagai medium/tempat terjadinya reaksi kimia dalam tubuh; b. Cairan ekstraseluler berfungsi sebagai medium untuk transportasi substansi kimia antara sel satu dengan sel yang lain.
F. Perpindahan Substansi Antar Kompartmen
Setiap kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat yang akan pindah harus dapat menembus barier atau membran tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut tidak permeabel untuk substansi tersebut. Membran disebut semipermeable (permeabel selektif) bila beberapa partikel dapat melaluinya tetapi partikel lain tidak dapat menembusnya.
Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif. Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif tidak membutuhkan energi.
1. Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’s law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.
b. Peningkatan permeabilitas.
c. Peningkatan luas permukaan difusi.
d. Berat molekul substansi.
e. Jarak yang ditempuh untuk difusi.
2. Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkatkan, konsentrasi air akan menurun.Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat terlarut, maka terjadi perpindahan air/zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.
3. Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.
4. Transport aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K.
G. Daftar Pustaka
Sherwood, Lauralee. (2004). Human Physiology: From cells to system. 5th ed. California: Brooks/Cole-Thomson Learning, Inc.
Silverthorn, D.U. (2004). Human Physiology: An Integrated approach. 3th ed. San Fransisco: Pearson Education.
Kuntarti.2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa. Jakarta: Makalah ini disampaikan pada "Pelatihan Perawat Ginjal Intensif" di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 14 Juni-13 September 2005.
Mustaqim, Wendy Achmmad 2010. Cairan Tubuh: Pengertian dan Fungsinya. Jakarta: Macnature
1 komentar:
PENAMBAHAN PENJELASAN TENTANG LEUKEMIA
Artikel yang disajikan bapak cukup menarik dan patut untuk diketahui oleh semua orang khususnya mahasiswa Sains UNESA. Alasannya apa?
Materi yang dikemas oleh Bapak Hasan sangat familiar didiskusikan oleh semua pihak dimana materi tersebut berkaitan erat dengan fluida, dan kehidupan sehari-hari. Leukimia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal
A. KLASIFIKASI LEUKIMIA
Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:
- Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
- Jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi, klasifikasinya antara lain :
• Ketika leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik.
• Ketika leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, maka disebut leukemia mielositik.
- Jumlah leukosit dalam darah
• Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat sel-sel abnormal
• Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, terdapat sel-sel abnormal
• Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal
Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi menjadi:
• Leukemia limfositik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
• Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
• Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
• Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.
B. ETIOLOGI
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
Radiasi
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:
• Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
• Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
• Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang
Faktor leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia:
• Racun lingkungan seperti benzena
• Bahan kimia industri seperti insektisida
• Obat untuk kemoterapi
Nama anggota kelompok:
1. Imaniar Rahmi Utami (083654021)
2. Roudhotul Mufiedah (083654022)
3. Didik Purwanto (083654023)
4. Eka Bunga Setya K. (083654024)
5. Hanif Rafika P. (083654025)
Posting Komentar